Dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah kamu merasakan hal-hal seperti berikut ini?
‘ Kesal pada orang yang akan meminta bantuan pada kita ’
‘ Sering menghindari panggilan telepon dan interaksi dengan orang yang tampaknya akan meminta sesuatu dari kita ’.
Hingga ‘ merasa kewalahan dan merasa tidak punya waktu untuk diri sendiri ‘.
Apabila iya, itu artinya kamu termasuk ke dalam orang yang harus segera menerapkan batasan (boundaries).
Definisi Batasan
Apa sih definisi dari batasan itu?
Mengutip dari buku berjudul Set Boundaries Agar Hidup Kita Tenang karya Nedra Glover Tawwab, terbitan Gramedia, 2022, batasan memiliki beberapa arti, antara lain :
- Batasan adalah pagar pengaman agar kita tidak terlalu memaksakan diri.
- Batasan adalah tindakan untuk peduli pada diri sendiri.
- Batasan menerapkan peran dalam suatu hubungan.
- Batasang menyatakan perilaku yang dapat dan tidak dapt diterima dalam suatu hubungan.
- Batasan adalah parameter untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan dalam suatu hubungan.
- Batasan adalah cara kita meminta orang lain untuk hadir dengan memahami kebutuhan kita.
- Batasan adalah cara untuk memberitahukan kebutuhan kita kepada orang lain.
- Batasan adalah cara untuk menciptakan hubungan yang sehat.
- Batasan adalah cara untuk menciptakan kejelasan.
- Batasan adalah cara untuk merasa aman.
Tingkat Batasan Beserta Contohnya
Untuk batasan ini sebenernya memiliki beberapa tingkatan, mulai dari batasan yang keropos, batasan yang kaku hingga batasan yang sehat.
Biasanya cara seseorang dalam menerapkan sebuah batasan bergantung pada beberapa hal seperti riwayat kebiasaan di keluarga, kemampuan berkomunikasi serta jenis kepribadian.
Contoh orang yang menerapkan batasan keropos antara lain :
- selalu bersedia melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan (tidak mampu menolak permintaan).
- Meminjamkan uang kepada orang lain karena merasa wajib, padahal ia sedang tidak punya uang untuk dipinjamkan
Apakah orang yang menerapkan batasan keropos ini termasuk ke dalam orang dengan kategori people pleaser?
Bisa jadi ya.
Lalu, contoh orang yang menetapkan batasan kaku, misal :
- Menolak secara kasar sebagai cara agar tidak dimintai bantuan di kemudian hari
- Menetapkan Batasan bahwa dirinya tidak akan pernah mau menjaga keponakan atau tidak akan pernah meminjamkan uang.
Dalam hal ini menerapkan batasan yang kaku ibarat membangun dinding pemisah antara kita dengan orang lain yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri.
Namun nyatanya hal tersebut tidaklah sehat dan bisa menimbulkan masalah lain.
Sedangkan untuk contoh batasan sehat, yaitu :
- Menunjukkan dengan jelas nilai-nilai yang kita pegang
- Menceritakan sesuatu secukupnya saja kepada orang lain (tidak over sharing).
- Merasa nyaman saat menolak permintaan (bisa menolak permintaan tanpa harus meminta maaf karena hal tersebut adalah pilihan terbaik bagi kita.
- Tidak marah saat permintaan kita ditolak
Kesimpulan
Dalam hal ini setiap orang hendaknya mampu menerapkan sebuah batasan yang sehat dalam segala aspek dalam kehidupannya sehari-hari.
Yaitu ketika kita tahu kapan harus menolak dan kapan dapat memenuhi permintaan saat berinteraksi dengan orang lain.
Dengan adanya batasan yang sehat kita akan merasa aman dan nyaman dalam semua hubungan kita.
Mulai dari hubungan antara keluarga, hubungan pertemanan, hubungan pekerjaan, hubungan asmara hingga hubungan dengan media sosial dan teknologi.