Pelatihan Foto Jurnalistik Bareng Kemkominfo, Motret Itu Asyik !

Di era digital yang serba video, gambar diam alias foto tetap memiliki peranan penting

Ya, sebuah penelitian di Amerika menyebutkan bahwa sebanyak 70% pembaca surat kabar, melihat foto lebih dulu baru membaca berita.

Nah, berbicara soal foto, ada beberapa jenis foto yang perlu Anda ketahui, yaitu :

  • Foto portrait (foto seorang tokoh atau sekelompok orang dengan ekspresi)
  • Foto still life (foto dengan benda mati sebagai objeknya)
  • Foto commercial advertising (foto untuk kebutuhan iklan/pemasaran)
  • Foto abstrak (foto yang menekankan emosi daripada logika) serta
  • Foto jurnalistik.

 

Berkenalan dengan Foto Jurnalistik

Secara garis besar foto jurnalistik adalah foto dengan tujuan penerbitan pers atau pemberitaan.

Namun foto jurnalistik berbeda dengan cabang-cabang terdekat lainnya dari fotografi (contohnya fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalanan atau fotografi selebriti) sumber : wikipedia.

Tapi walaupun tujuan utamanya mengabarkan informasi, foto jurnalistik tetap tidak boleh kehilangan unsur artistiknya.

Sebuah foto jurnalistik harus bisa membangkitkan emosi dan membuat khalayak merasa tersentuh ketika melihat hasil karya foto.

Pelatihan Seputar Foto Jurnalistik untuk Staff Media Center Kemkominfo

pelatihan fotografi kemkominfo
Pelatihan seri fotografi Jarkom (Jadi Pintar bareng Kominfo Newsroom) diadakan di café Kalpa Tree, Dine and Chill jl. Kiputih no 37, Ciumbuleuit, Bandung

Untuk mendapatkan foto jurnalistik yang baik tentu membutuhkan jam terbang yang tinggi serta ilmu tentang fotografi yang mumpuni.

Maka dalam rangka mempelajari kembali (re-skill) serta untuk meningkatkan skill fotografi (upskill) para staff media centre, Kemkominfo pun rutin mengadakan  pelatihan bertema fotografi.

Pelatihan seri fotografi Jarkom (Jadi Pintar Bareng Kominfo Newsroom) tahun 2023 diadakan di cafe Kalpa Tree, Dine and Chill Jl.Kiputih no 37, Ciumbuleuit, Bandung

Dalam hal ini media center mempunyai tugas untuk mengembangkan pelayanan informasi kepada publik

Sebagai bagian dari upaya mendorong masyarakat dalam mendapatkan informasi yang akurat, cepat, mudah dan terjangkau.

 

Materi Pelatihan Foto Jurnalistik – Klik, Motret Itu Asyik

pelatihan fotografi kemkominfo di Bandung
(Kiri ke kanan) : Agus Budiawan, Nursodik Gunarjo, Bismo Agung, Viky Edya Martina Supaat dan Untung Sutomo (moderator)

Acara pelatihan foto jurnalistik dengan tema seri photography, Klik, Motret itu Asyik menghadirkan dua orang narasumber fotografer senior yaitu bapak Agus Budiawan, redaktur foto portal Info Publik dan bapak Bismo Agung, redaktur foto Indonesia.go.id

Di awal acara hadir bapak Nursodik Gunarjo selaku direktur Pengelolaan Media, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik serta ibu Viky Edya Martina Supaat, selaku Prahum Ahli Muda Diskominfo Provinsi Jawa Barat.

event fotografi kominfo
Ibu Viky sedang menyampaikan sambutan

Kemudian setelah acara sambutan, bapak Agus menyampaikan beberapa materi menarik seputar fotografi, antara lain :

  1. Kelebihan Foto Jurnalistik

kelebihan foto dibanding video
sebuah foto jurnalistik selain mudah dipahami hendaknya mudah membentuk imajinasi

 

2. Kriteria Foto Jurnalistik

kriteria foto jurnalistik
foto jurnalistik harus aktual, informatif, faktual, relevan dan otentik.

3. Bagaimana Cara Memilih Objek Foto Jurnalistik

cara memilih objek foto
Salah satu tips menarik : Carilah objek yang mungkin tidak terjadi berulang setiap hari.

 

4. Bagaimana Cara Memotret Orang yang Sedang berpidato

cara memotret orang pidato
Tips penting : Potretlah ketika objek baru bicara (kalimat pertama atau akan mengakhiri pidato) agar endapat gestur wajah objek yang baik.

5. Bagaimana Cara Menyusun Caption (teks singkat) untuk Melengkapi Foto

tips bikin caption
Menyusun caption dalam foto jurnalistik berbeda dengan menyusun caption dalam postingan sosial media.

Faktanya caption memiliki fungsi penting untuk memberikan informasi tambahan serta melengkapi dan mendeskripsikan apa yang terjadi dalam gambar.

Karena tanpa caption, sebuah foto yang menampilkan seseorang yang sedang menangis bisa menimbulkan banyak arti. Apakah menangis bahagia atau menangis karena sedih.

Sedangkan bapak Bismo Agung menyampaikan materi bahwa betapa di balik sebuah foto yang indah terdapat usaha serta perjuangan yang luar biasa.

Beliau memberikan beberapa contoh hasil foto karya beliau yang luar biasa indah.

foto jurnalistik
salah satu foto jurnalistik ” Orang mengelas tanpa pengaman di gedung pencakar’ karya bpk Bismo yang menjadi cover di majalah Tempo | sumber : IG @bismoagung

Sebagai informasi foto ini merupakan hasil hunting beliau selama berminggu-minggu.  Yang diperoleh di sebuah gedung pencakar langit di kawasan HI (Hotel Indonesia) persis 30 menit sebelum deadline.

Acara Pelatihan Seri Photography Motret itu Asyik Diadakan Secara Hybrid (offline dan online)

Acara workshop fotografi yang berlangsung mulai pukul 09.00 wib hingga 16.00 wib.diadakan secara offline dan online.

Peserta offline terdiri dari 46 peserta yang berasal dari perwakilan media centre seluruh Indonesia serta beberapa orang perwakilan dari komunitas blogger.

Sedangkan peserta online menonton langsung lewat saluran youtube.com/DJIKPTV

 

Di Akhir Acara Semua Peserta Workshop Mengikuti Lomba Foto

Karena aktivitas fotografi membutuhkan praktek alias learning by doing, maka sebagai bagian dari materi pelatihan, panitia mengadakan sebuah lomba foto on the spot yang harus diikuti oleh semua peserta.

Adapun kriteria untuk lomba foto offline yaitu pengambilan foto dan caption ceremonial selama acara berlangsung.

Sedangkan untuk peserta online : pengambilan foto dan caption di lokasi peserta (kantor/rumah/pedagang keliling/kaki lima).

Dan kemudian terpilihlah 3 orang pemenang, juara 1 dimenangkan oleh peserta online (dari Sulawesi) serta juara 2 (media centre Solo) dan juara 3 (media centre Indramayu) dimenangkan oleh peserta offline.

Yang menarik, kedua orang juri yaitu nara sumber, mengomentari semua foto yang mengikuti lomba. Mulai dari plus minus hingga penggunaan caption apakah sudah tepat atau belum.

Sebagai informasi, caption dalam sebuah foto jurnalistik hendaknya mengandung unsur 5w + 1H (What, When, Where, Who, Why + How).

 

Kesimpulan

Acara pelatihan seputar bidang fotografi seperti Jarkom, Klik Motret itu Asyik ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan (upskill) para staff media center di Kemkominfo.

Selain bisa mendapatkan ilmu bermanfaat dari para praktisi fotografi yang ahli di bidangnya, para peserta juga berkesempatan untuk bertanya secara langsung.

Nantikan pelatihan seri fotografi dari Kominfo lainnya, tentunya dengan berbagai tema menarik serta nara sumber expert lainnya.

 

 

 

 

 

 

24 pemikiran pada “Pelatihan Foto Jurnalistik Bareng Kemkominfo, Motret Itu Asyik !”

  1. Menaikkan skill fotografi jurnalistik memang penting ya ka untuk staff kemkominfo semua wilayah di Indonesia, semoga peserta yang ikut dan menang bisa dapet ilmu baru dari acara ini. 🙂

    Balas
  2. Makasih banyak informasinya, materi foto jurnalistik ini yang sedang saya cari. Tadi cek di youtube ada rekamannya, makasih banyak ya.

    Balas
  3. Menarik sekali. Mudah2an suatu saat saya berkesempatan ikut acara pelatihan seperti ini, karena kebetulan hobi motret meskipun cuma dengan HP..

    Balas
  4. Wah asyik sekali ya belajar foto jurnalistik, semasa kuliah juga pernah belajar sedikit tentang ini di UKM. Sekarang, waktu jadi guru kebetulan diminta mendampingi ekskul jurnalistik juga. Hunting foto termasuk kegiatan yang sangat menarik.

    Balas
  5. Menarik banget ya terakhir aku belajar tentang fotografer itu waktu kuliah dan menurut aku terlepas dari prakteknya memang cerita jurnalistik dalam bentuk foto itu yang paling mudah untuk dipahami ketimbang baca berita panjang lebar apalagi photo dalam perang. Betul2 menyayat kadang, Semoga berkesempatan lagi ikut belajar photography

    Balas
  6. waah senang sekali bisa ikutan workshop foto seperti ini. terimakasih juga sudah berbagi ilmunya di sini yaa. mengambil foto yang menarik butuh keahlian, bisa dipelajari dan diasah agar maksimal.

    Balas
  7. Saya selalu tertarik dengan pelatihan fotografi, apalagi khusus foto jurnalistik. Ternyata banyak rules dan ga bisa sembarangan motret begitu saja. Foto jurnalistik juga banyak etika fotografi yang harus diterapklan.

    Balas
  8. Sangat bersyukur dapat mengikuti workshop fotografi seperti ini. Terima kasih juga atas berbagi pengetahuan di sini. Mengambil gambar yang menarik memerlukan keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan agar mencapai potensi maksimal.

    Balas
  9. Wow yaa… teh Gita.
    Aku selalu terpukau dengan foto-foto yang bisa berbicara tanpa menjelaskan dengan banyak kata. Untuk jurnalistik, tentunya mencari momen yang tepat timingnya ini perlu banget.
    Wah, kebayang beratnya yaah.. pekerjaan para jurnalis.

    Balas
  10. Benar banget, kadang mau baca berita itu dilihat dari fotonya. Baru tau ada pelatihan foto jurnalistik, pengen ikut soalnya saya juga suka fotografi.

    Balas
  11. kriteria jadi pemotret jurnalistik itu ada aturannya ya kak, nggak tinggal motret aja. khususon pakai pakai kamera bukan gawai ya kak hehe. pelatihan jurnalistik kemenkominfo sangat berguna banget untuk kaum pecinta fotografi

    Balas
  12. Hmmm… foto jurnalistik nggak sembarangan asal jepret ya. Ada unsur yang harus dipenuhi. Btw, ada dibahas cara setting kamera nggak, soalnya aku ada kamera tapi kadang setting yang bagus buat outdoor dan indoor cuma meraba-raba aja. Hasilnya jadi kurang maksimal.

    Balas

Tinggalkan komentar