Konsep Dasar bermain yang Ideal pada Anak Usia Dini

Dunia anak merupakan dunia yang penuh spontan dan kegembiraan. Maka tak heran dunia anak-anak sangat identik dengan dunia bermain.

Dengan bermain,anak-anak bisa melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan sekaligus belajar banyak hal bermanfaat sebagai sarana untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Lalu bagaimanakah sebenarnya konsep bermain yang ideal pada anak usia dini?

 

Apa itu Bermain

Ada banyak sekali definisi bermain menurut para ahli.

Mengacu pada buku Dr Pupung Puspa Ardani,M.Pd, Dr Anik Lestariningrum,M.Pd, 2018, Bermain & Permainan Anak Usia Dini, sebuah teori dan praktik, Adjie Media Nusantara, dapat disimpulkan bahwa bermain itu merupakan kegiatan pura-pura yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat demi kesenangan pribadi sehingga anak dapat memproyeksikan harapan-harapan maupun  konflik pribadi.

 

Tujuan Bermain

Maka kegiatan bermain ini mempunyai tujuan agar anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif seperti pengalaman yang tidak menyenangkan /traumatik dan harapan-harapan yang tidak terwujud melalui bermain dalam realita sehingga timbul perasaan senang dan lega.

Dalam hal ini anak belum memiliki tujuan yang lebih mendasar lain selain untuk memperoleh kesenangan.

 

Karakteristik Bermain pada Anak

Sebelum mencari tahu bagaimana konsep bermain yang ideal pada anak usia dini, berikut ini karakterisitik bermain pada anak yang meliputi 6 hal (sumber : educhannel.id) :

  1. Keinginan untuk bermain muncul dari diri anak

Bermain merupakan sebuah kegiatan yang bersifat sukarela. Oleh karena itu keinginan untuk bermain haruslah muncul dari dalam diri anak. Tak bisa dipaksakan oleh siapapun termasuk orangtua.

  1. Kegiatan bermain harus bebas dari aturan yang mengikat

Setiap anak memiliki caranya sendiri ketika bermain.

Bermain itu bersifat cenderung spontan, seru dan mengasyikkan.

Maka sudah pasti kegiatan bermain anak haruslah terbebas aturan yang mengikat dan menghambat anak untuk lebih mengeksplor benda-benda yang ada di sekitarnya. Dengan catatan benda tersebut aman untuk usia anak-anak.

  1. Bermain merupakan sebuah aktifitas nyata

Dalam bermain anak bisa melakukan aktifitas nyata seperti bermain air, bermain pasir, menggunting dan sebagainya.

Dengan mengenal benda-benda yang ada di sekitarnya anak bermain melibatkan partisipasi fisik dan mentalnya.

  1. Kegiatan bermain lebih berfokus pada proses bukan hasil

Karena bermain bersifat bebas tanpa aturan yang mengikat maka melalui bermain anak-anak akan belajar mengenal dan mengetahui apa saja yang sudah mereka mainkan.

Dari aktifitas tersebut anak akan mendapatkan sekaligus mengembangkan berbagai keterampilan baru yang baik untuk perkembangannya.

  1. Bermain harus didominasi oleh si pemain

Setiap kegiatan bermain yang dilakukan anak hendaklah didominasi oleh si anak agar ia mendapatkan arti dari kegiatan bermain yang dilakukannya.

Orangtua atau pengasuh hanya berperan sebagai pendamping sekaligus pembimbing yang membantu mengarahkan.

  1. Bermain harus melibatkan peran aktif

Dalam kegiatan bermain sang anak hendaknya bersikap aktif. Karena dengan terjun langsung anak akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.

 

Kesimpulan

Secara garis besar konsep dari kegiatan bermain anak yaitu agar anak memperoleh kesenangan atau kegembiraan.

Oleh karena itu idealnya kegiatan bermain itu dilakukan secara sukarela tanpa ada paksaan dan tekanan dari siapapun.

Biarkanlah anak berimajinasi dengan apa yang ada di pikirannya melalui kegiatan bermain dalam realita.

Tinggalkan komentar