Siapapun pasti setuju bahwa bentuk keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia sangat unik dan tidak ada tandingannya.
Mulai dari ragam suku, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, alat musik, lagu tradisional, makanan khas, senjata tradisional, bahasa daerah, aksara nusantara dan masih banyak lagi.
Indonesia memiliki 34 provinsi dengan keragaman budaya yang luar biasa.
Ya, keragaman budaya di Indonesia tentu menjadi kebanggaan tersendiri namun di satu sisi juga menjadi sebuah tantangan untuk menjaganya dan mewariskannya dari generasi ke generasi.
Apalagi di era globalisasi dan modernisasi seperti saat ini, pengaruh budaya dari luar semakin deras.
Dan sedikit banyak mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan anak muda pada budayanya sendiri, khususnya generasi Z.
Bahasa Daerah sebagai Salah Satu Bentuk Keragaman Budaya
Berbicara soal keragaman budaya, bahasa daerah merupakan salah satu lambang budaya yang memiliki peranan penting.
Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa (2021) ada 718 bahasa daerah yang digunakan di wilayah Indonesia dan sudah terpetakan.
Jika ditelusuri diantara bahasa-bahasa tersebut memiliki keterkaitan, misal bahasa Jawa, Sunda, Bali dan Sasak. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari nenek moyang bahasa yang sama.
Tentu saja informasi ini perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama pelajar dan anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa.
Namun faktanya sebagian besar bahasa daerah terancam punah dan perlu upaya pengembangan dan revitalisasi.
Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN)
Sebagai salah satu upaya dan respon dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri masyarakat Indonesia.
Maka dibentuklah sebuah program bernama Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara yang disingkat sebagai MIMDAN.
Tak dimungkiri aksara nusantara menjadi bagian dari sejarah dan perkembangan bahasa di Indonesia.
Dan MIMDAN menjadi sebuah upaya pelestarian dan pengembangan aksara supaya generasi berikutnya tetap bisa mengetahui aksara nusantara di perangkat digital.
Kegiatan MIMDAN ini akan terus bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat digital seperti aplikasi web, aplikasi smartphone, basis data, pengarsipan digital dan sebagainya.
Kegiatan dalam program MIMDAN meliputi :
- Pengumpulan referensi aksara nusantara
- Pembuatan dan pengumpulan huruf (font)
- Standardisasi aksara, pendaftaran aksara ke Unicode,
Unicode adalah suatu standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer.
Sumber : wikipedia
- Implementasi aksara dalam berbagai perangkat,
- Pendaftaran ke ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers).
ICANN ini merupakan lembaga pemerintahan Internet global yang berpusat di California, Amerika dan bertanggungjawab untuk mengelola infrastruktur Internet inti (alamat IP, nama domain, dan root server).
Sosialisasi program MIMDAN melalui Sosial Media – IG Live @merajut_indonesia
FYI program Merajut Indonesia ini didirikan oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia), sebuah organisasi pengelola nama domain.id.
Yang ditugaskan oleh Kominfo (Menteri komunikasi dan teknologi informasi) untuk menyusun/membuat kebijakan, merumuskan pedoman tata cara penyelesaian perselisihan nama Domain, dan menyelesaikan perselisihan nama domain internet Indonesia.
Dan Pandi lewat Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan) rutin setiap bulan membuat sesi sharing yang isinya membahas berbagai tema menarik seputar budaya.
Dengan menghadirkan berbagai nara sumber melalui tayangan IG Live akun @merajut_indonesia yang bisa ditonton langsung oleh netizen.
Khusus di tanggal 30 Maret 2022 lalu, Bincang MIMDAN#5 mengundang seorang generasi Z yang sangat inspiratif yaitu Lil’li Latisha seorang content creator yang mengusung sebuah karya bertema Budaya Remixed.
Judul dari Bincang MIMDAN#5 ini adalah Budaya Remixed : Perjalanan Budaya, Perjalanan Menemukan Jati Diri.
Mewakili perjalanan Lil’li sebagai seorang perempuan yang tumbuh besar dengan megahnya kehidupan kota Metropolitan khas ibukota namun tidak membuatnya lupa akan budaya nenek moyangnya.
Apa itu Budaya Remixed
Mungkin banyak yang belum tahu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Budaya Remixed.
Melalui wawancara langsung dengan Lil’li, gadis muda yang pernah terlibat menjadi dancer di musical theatre Petualangan Sherina ini menyampaikan bahwa secara garis besar,
Budaya remixed adalah perpaduan berbagai macam budaya yang terdiri dari budaya pop culture, budaya Indonesia dan budaya generasi Z .
Dalam hal ini Lil’li terlahir sebagai seorang generasi Z (generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai dengan 2012) yang memiliki latar budaya yang sangat beragam.
Ibunya berasal dari Surabaya, dan ayahnya berasal dari Medan, Lil’li lahir dan besar di Jakarta. Selain itu Lil’li juga merupakan generasi ke-4 yang memiliki garis keturunan Chinese.
Dan yang menarik, karena kedua orangtua Lil’li bersekolah di luar negeri, Lil’li terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam percakapannya sehari-hari di rumah.
Hal tersebut sempat menimbulkan berbagai macam tantangan dalam hidup Lil’li. Seperti di cap sombong dan tidak menghargai budaya Indonesia.
Namun Lil’li sanggup menghadapi tantangan tersebut dengan bangkit, tetap produktif dan berkarya di bidang seni dan budaya yang disukainya.
Ya Lil’li gemar mempelajari berbagai macam budaya, termasuk belajar tarian tradisional Indonesia sejak usianya 7 tahun.
Dan Lil’li adalah gen Z pertama dari Jakarta yang mempelajari tarian Borobudur langsung dari penciptanya.
FYI setelah melalui riset selama kurang lebih 1 tahun, tarian Borobudur ini baru dipekenalkan ke masyarakat pada tanggal 14 Desember 2021.
Selain hobi menari, Lil’li juga pernah berakting di film layar lebar Kulari ke Pantai yang diproduseri oleh Mira Lesmana dan Riri Riza.
Penutup
Siapapun yang menyaksikan tayangan Bincang MIMDAN#5 bersama host Evi Sri Rejeki dan Lil’li Latisha melalui IG live @merajut_indonesia pasti akan merasa takjub dengan jawaban gadis berusia 16 tahun ini.
Sangat inspiratif, penuh makna dan berhasil membuka wawasan baru para generasi muda..
Penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang sudut pandang seorang Lil’li tentang Budaya Remixed ?
Langsung saja kunjungi akun Instagram @merajut_indonesia dan tonton tayangan ulang IG livenya.
Dan tonton juga video berdurasi 15 menit hasil karya Lil’li bersama teman-temannya yang bertema Mengenal Budaya Indonesia dalam Budaya Remixed yang mengambil lokasi di Borobudur, Jawa Tengah dan Jakarta.
Sangat Menarik !