Semua warga negara tanpa kecuali, berhak untuk mendapatkan hak yang sama dalam menikmati fasilitas umum.
Namun faktanya masih ada kesenjangan antara fasilitas umum untuk penyandang disabilitas dengan fasilitas untuk masyarakat non disabilitas.
Jangankan di kota kecil, di kota besar seperti Bandung pun fasilitas umum khusus disabilitas masih sangat minim.
Dalam hal ini ada banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial tersebut. Mulai dari letak dan kondisi geografis, faktor demografis, hingga faktor kebijakan pemerintah.
Apa Saja Fasilitas Umum yang Harus Diperhatikan Pemerintah untuk Para Penyandang Disabilitas?
Sebenarnya ada banyak sekali fasilitas umum untuk penyandang disabilitas yang belum dan harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.
Mulai dari transportasi umum, ramp/bidang landai untuk akses kursi roda, guiding block untuk tuna netra, lift khusus disabilitas, toilet khusus disabilitas, perpustakaan khusus tuna netra, jembatan penyebrangan khusus kursi roda dan masih banyak lagi.
Sebenarnya di beberapa kota besar sudah ada fasilitas umum yang support disabilitas tapi masih sangat sangat terbatas jumlahnya.
Awareness Tour Bersama Komunitas Dilans Indonesia
Berbicara soal penyandang disabilitas, di kawasan Sumur Bandung, tepatnya di jalan Babakan Ciamis no 76 terdapat sebuah rumah yang menjadi base camp komunitas Dilans Indonesia.
Dilans Indonesia merupakan sebuah komunitas yang mewadahi para disabilitas dan lanjut usia dan resmi berdiri di Bandung pada tanggal 03 Desember 2021.
Komunitas ini memiliki berbagai program rutin menarik, salah satunya adalah awareness tour.
Secara garis besar awareness tour merupakan suatu momen saat orang menyadari dan mengetahui objek yang dilihat.
Dalam hal ini awareness tour menjadi salah satu upaya untuk mempercepat tersedianya layanan umum untuk penyandang disabilitas
Nah pada tanggal 10 September 2023, presiden Dilans Indonesia, Farhan Helmy, mengajak para blogger (anggota komunitas Bloggercrony) untuk berjalan kaki menyusuri salah satu kawasan di kecamatan Sumur Bandung.
Sebagai informasi kelurahan Babakan Ciamis merupakan bagian dari kecamatan Sumur Bandung, yang mencakup 3 kelurahan lainnya yaitu kelurahan Braga, kelurahan Merdeka dan kelurahan Kebon Pisang.
Fahan Helmy, pria lulusan S2 Tokyo Institute of Technology (TITech) ini berharap agar kawasan Sumur Bandung bisa menjadi kawasan percontohan sebagai kawasan yang ramah disabilitas di kota Bandung.
Mengingat di kawasan Sumur Bandung ini terdapat banyak bangunan peninggalan Belanda serta bangunan penting lainnya yang memiliki nilai dan sejarah.
Jangan sampai tidak tersedianya fasilitas umum yang ramah disabilitas, membuat mereka tidak berkembang dan semakin menambah keterbatasan fisik dengan hanya berdiam diri di rumah.
Karena sesungguhnya para penyandang disabilitas juga berhak menikmati semua fasilitas umum, mereka tidak ingin dianggap tidak berdaya dan dikasihani
Terutama bagi para disabilitas yang bukan dari lahir namun setelah mereka sempat memiliki postur tubuh yang ideal.
Hal tersebut tentu berbeda secara psikologis dalam menerima kondisi maupun perilaku dari lingkungannya.
Rute Awareness Tour
Minggu pagi (10/09/2023) rute awareness tour dimulai dari jl Babakan Ciamis no 76 , kemudian belok kanan menyusuri jalan Kebon Sirih menuju jalan Cicendo.
Dari kegiatan awareness tour yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit tersebut ditemukan beberapa fakta yaitu belum adanya akses khusus untuk para disabilitas.
Mulai dari belum belum adanya ramp/bidang landai untuk menuju tempat-tempat umum seperti rumah ibadah dan mesin ATM hingga jalur trotoar dengan guiding block yang terkesan asal jadi (terputus di tengah jalan).
Serta fasilitas umum lain sesimpel jalur yang aman untuk pejalan kaki terutama pengguna kursi roda dan tuna netra.
Ternyata di sepanjang jalan Kebon Sirih menuju jalan Cicendo masih banyak masyarakat yang menggunakan bahu jalan untuk menyimpan gerobak berjualan, memasang pot bunga hingga parkir sembarangan.
Mirisnya rute awareness tour tersebut persis berada di samping Gedung Pakuan alias rumah dinas gubernur Jawa Barat (Jl.Cicendo, Bandung).
Setelah menyusuri jalan Kebun Jukut, awareness tour pun berakhir di Gedung Indonesia Menggugat.
Gedung Indonesia menggugat adalah Gedung cagar budaya yang berlokasi di jl Perintis Kemerdekaan no 5, Bandung.
Nama Gedung tersebut diambil dari judul pledoi Soekarno, pidato pembelaan bung Karno di muka hakim kolonial Belanda.
Sebuah nilai plus di area pintu masuk Gedung Indonesia Menggugat sudah tersedia ramp/bidang landai untuk pengguna kursi roda. Sehingga peserta awarness tour bisa beristirahat bersama didalam ruangan.
Antara Harapan dan Impian
Di event Dilans Indonesia awal September 2023, kang Aden salah seorang founder komunitas Dilans Indonesia bercerita bahwa beliau pernah berkunjung ke Australia, dan di negara kangguru tersebut terdapat komisi khusus disabilitas.
Sehingga hal tersebut memudahkan aspirasi warganya dalam mewujudkan harapan memiliki fasilitas umum yang ramah disabilitas.
Berkaca pada negara Australia yang sudah jauh lebih maju. Disana fasilitas khusus untuk para disabilitas sudah tersedia di setiap sudut kota.
Sehingga seorang penyandang disabilitas bisa bepergian secara mandiri tapi bantuan pendamping.
Mulai dari keluar rumah, naik transportasi umum, menuju tempat tujuan hingga kembali lagi ke rumah.
Tak dimungkiri tersedianya layanan tersebut tentu saja tak lepas dari campur tangan pemerintah.
Kesimpulan
Setiap orang tentu boleh memiliki harapan serta impian setinggi langit. Karena tak ada usaha yang sia-sia.
Dimulai dengan menyuarakan tentang konsep inklusi melalui hadirnya komunitas Dilans Indonesia.
Hingga berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari institusi pendidikan hingga institusi pemerintah kota Bandung .
Apabila melihat fasilitas yang ramah disabilitas yang sudah tersedia di Australia bukan tak mungkin hal tersebut juga bisa diimplementasikan di Indonesia.
Semoga visi dan misi mulia komunitas Dilans Indonesia mendapat dukungan dari berbagai pihak sehingga perlahan tapi pasti bisa segera terwujud.
Inklusifitas is the key